Jumat, 19 Juni 2009



Setiap orang perlu membuat keputusan. Terkadang kita gemetar karena keputusan ini menentukan nasib orang. Sebenarnya ada keputusan yang kita semua harus buat. Keputusan menyangkut hidup kita.
Bagaimana masa depan kita? Ke mana kita ingin menghabiskan waktu dan hidup kita?
Ini semua dimulai dari keputusan kita sendiri. Pilihan kita sendiri.
Kita bisa mengatakan, kita hidup seperti air sungai yang mengalir dan tiba juga ke muara. Berliku-liku penuh surprises, tapi mengalir.
Ok, baik sekali. Itu pun sebuah keputusan. Dan bila kita happy dengan hasilnya, tentu baik sekali.
Point saya adalah, bukan lah keadaan yang menentukan masa depan kita, tapi keputusan kita. Saat kita memutuskan masa depan kita, maka masa depan kita itu mulai dibentuk.
Memang kita bisa diterpa oleh gelombang kehidupan. Tapi justru gelombang itu memberikan opportunity, peluang bagi kita untuk mempercepat pencapaian tujuan hidup.
Salah satu istilah yang saya senang itu: surfing Internet. Menjelajahi Internet diistilahkan dengan kata surfing. Berselancar. Surfing itu adalah sebuah olah raga, di mana atlit dengan sebilah papan seluncur pergi ke laut mencari ombak geleombang. Semakin besar gelombang itu, semakin senanglah ia. Pada moment yang tepat ia naik papan selancar dan mengendarai gelombang. Begitu agung, indah, dan gagah saat seorang peselancar meluncur di atas gelombang.
Saat kita menghadapi gelombang hidup, kita bisa memilih. Menjadi orang yang gelagapan bertarung atau melarikan diri agar tidak tenggelam dilibas gelombang? Atau menjadi peselancar kehidupan. Meluncur di atas gelombang. Justru gelombang itu membawa peluang kita mencapai kebesaran hidup.
Keputusan-keputusan inilah yang menentukan bentuk dan warna hidup kita.
Selamat berselancar…
Tips Jitu

Seorang evangelis, juru dakwah, sangat terkenal sakti seantero Afrika. Dengan doa khusus nya, ia bisa membuat orang jahat menjadi saleh. Tukang berantem bisa langsung mampu khusuk berdoa.

Sampai suatu hari, saat dia jalan melalui hutan, ia dikejar singa lapar. Ia panik dan berusaha lari, tapi akhirnya terpojok. Dalam saat kritis, ia teringat kesaktiannya itu. Dengan cepat dia berlutut, mengangkat tangan ke langit dan mengucapkan doa saktinya untuk singa ini. Sambil takut-takut, berhasil nggak ya? Selama ini kan dipake buat manusia. Belum pernah untuk singa.
Pelan-pelan dia membuka mata sebelahnya. Wahh, dia kaget! Berhasil! Dia lihat singa itu jadi berlutut seperti dia dengan tangan di angkat ke atas dan mata tertutup. Singanya berdoa! Wah, singa yang kejam berubah menjadi saleh dan pintar doa!
Maka evangelis sakti meloncat-locat kegirangan, sambil berteriak-teriak kagum pada kesaktiannya sendiri: “Aku berhasil, berhasil, hore…!”.
Tiba-tiba singa membuka mata sebelahnya, dan mengomel, “Hei, berisik! Diam dong, aku lagi doa makan nih…!”

--------------------------------------------------------------------------------

Saking jengkelnya seorang ibu pada anaknya yang nakal, ia menghukumnya untuk masuk kamar. Dan sekalian disuruh berdoa, biar sadar. Anaknya masuk kamar sambil cemberut dan menggerutu.
Lima belas menit kemudian hati si ibu luluh, dan kasihan. Iapun masuk ke kamar anaknya. Rupanya wajah anaknya sudah cerah juga.
“Aku sudah berdoa tadi…”, kata anaknya dengan senang.
“Waah, bagus.. Semoga doa nya dikabulkan, dan kamu nggak nakal lagi ya…”, puji ibunya.
“Eh, doa aku tadi bukan begitu,” jelas sang anak, “Aku berdoa supaya mama diberi lebih banyak kesabaran menghadapi aku yang nakal…”
--------------------------------------------------------------------------------

Lelaki Sejati

Seorang gadis bertanya pada Bunda, bagaimana memilih lelaki sejati? Bunda menjawab, Nak… 

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya….
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya…
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…
sumber asal : aktionpLan.com 

Kamis, 18 Juni 2009


Fokus Itu Ibarat Nyetir Mobil
Fokus itu ibarat nyetir mobil. Mata kita harus terus tertuju ke depan, meskipun banyak hal yang bagus untuk di lihat di samping jalan.
Kekuatan kita yang sebenarnya baru muncul saat kita fokus. Fokus berarti menyatukan effort dan perhatian pada satu titik.
Ini sangat powerful. Sinar laser adalah sinar dengan panjang gelombang yang sama dan tersinkronisasi, sehingga ia bisa mencapai jarak yang sangat jauh. Kaca pembesar bisa memfokuskan cahaya matahari sehingga rumput, kayu atau kertas bisa terbakar. Saat kita butuh menyalakan kayu, kita bisa memfokuskan sinar matahari ke situ dengan kaca pembesar.
Jadi saat kita bekerja fokus, pikiran kita dipusatkan pada kerjaan kita. Dan seperti kaca pembesar tadi, pikiran kita kemudian mampu “membakar” kayu masalah, kayu persoalan yang kita hadapi.
Saat pekerjaan menumpuk, orang sering kewalahan. Tidak bisa fokus. Terlalu banyak distraksi. Akhirnya kita tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik kita. Kita tidak bisa membakar kayu tugas, satu per satu.
Kita perlu belajar “nyetir”.
Saat kita mengemudikan mobil, kita perlu memusatkan pandangan ke depan. Terkadang memang kita masih menoleh kiri atau kanan. Melihat pemandangan yang menarik. Tapi itu cuma sementara. Fokus utama kita ke depan.
Kalaupun kita menengok ke samping atau ke belakang, lebih melalui kaca spion. Tidak langsung. Hanya refleksi. Itupun dalam rangka supaya kita bisa maju lebih lancar, bukan karena ingin menikmati pemandangan di kaca spion. Selebihnya terus melihat langsung ke depan.
Dan semakin kencang mobil kita lari, semakin fokus pandangan kita ke depan.
Apalagi dalam keadaan darurat. Misalnya ada kecelakaan. Atau kita tergelincir. Mau menabrak tembok atau mobil di depan. Mata kita ke mana? Ya betul, ke celah yang bisa kita lewati. Mata kita bukan ke tembok itu atau ke mobil itu tapi ke ruang kosong, ke tempat yang bisa kita menghindar, ke jalan keluarnya.
Nah demikian dengan fokus dalam kerja. Kalau kita mengalami kesulitan fokus dan terlalu banyak distraksi, coba bayangkan, visualisasi, bahwa kita sedang menyetir. Anggap kita sedang memegang kemudi. Dan kita sedang menuju tujuan tertentu.
Nah mungkin banyak distraksi yang datang. Kita lihat itu lewat kaca spion refleksi. Kita lihat itu dalam kaitannya dengan tujuan kita. Dalam relevansinya dengan tujuan kita. Paling-paling kita klakson saja bukan? Mata kita tetap ke depan, ke tujuan kita. Dan kita tancap gas, supaya pekerjaan cepat selesai.
Jadi kalau kita suka kurang fokus, banyak gangguan, maka sudah waktunya kita naik ke ruang kemudi, kenakan ikat pinggang, dan tancap gas…

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah,

dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

--------------------------------------------------------------------------------

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda.

Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.

Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.

Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.

Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

--------------------------------------------------------------------------------

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.”

Ibu menjawab: “Mengapa?”

Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. ”

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

--------------------------------------------------------------------------------

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.

Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.”

Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

--------------------------------------------------------------------------------

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:

“Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?”

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.”

Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.”

Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.”

Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:

“Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya

setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

--------------------------------------------------------------------------------

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan:

“Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”

Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”

Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan”

dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

--------------------------------------------------------------------------------

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir,

semua berjalan dengan berat, sangat menderita,

hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.

Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”

Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki

secukupnya saja.

Diambil dari berbagai sumber

Rabu, 17 Juni 2009

Mentari Senja

Jika kita memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail hendaklah kita mengambil terus ikan itu. Janganlah sesekali kita lepaskan ia semula ke dalam air begitu sahaja kerana ia akan sakit oleh kerana bisanya ketajaman mata kail dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup…


Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang. Setelah ia mula menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu terus meninggalkannya begitu sahaja kerana dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu…

Jika kamu menadah air biarlah berpada. Jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh. Cukuplah sekadar memenuhi keperluanmu. Kerana apabila sekali ia retak, tentu sukar untuk kamu menampalnya semula. Akhirnya ia dibuang sedangkan jika kamu cuba membaikinya, mungkin ia masih boleh digunakan lagi…

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan kesilapan, bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya, boleh jadi hubungan kamu akan berterusan hingga ke akhirnya…

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang kamu pasti baik untuk dirimu. Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah dan cuba mencari makanan yang lain. Terlalu ingin mengejar kelazatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya lagi. Kamu akan menyesal…

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan yang kamu pasti membawa kebaikan kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah dan cuba membandingkannya dengan yang lain? Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain. Kamu juga yang akan menyesal……